KONEKSI ANTAR MATERI MODUL 3.1 CALON GURU PENGGERAK ANGKATAN 7
Guru Penggerak
Tergerak, Bergerak dan Menggerakan!!
Pengambilan Keputusan yang Bertanggung Jawab
Perjalanan dalam Program Guru Penggerak sangatlah luar biasa, lika-liku sampai di titik ini adalah pencapaian yang harus diapresiasi dan dihargai. Cara menghargainya adalah dengan meresapi dan mengamalkannya secara pelan tapi pasti apa yang sudah dipelajari dalam modul-modul Program Guru Penggerak ini.
Pada Modul 3.1 ini saya mempelajari mengenai Cara Pengambilan Keputusan yang bertanggung jawab sebagai Pemimpin Pembelajaran. Saya teringat dengan berbagai buah fikiran Bapak Pendidikan Indonesia yaitu Ki Hajar Dewantara yang beliau tuangkan dalam filosofinya, di antaranya adalah tentang Pratap Triloka yang berbunyi "Ing ngarso sung tuladho, ing madya mangun karso, Tut wuri handayani" , semboyan tersebut artinya adalah "di depan memberi teladan", "di tengah membangun motivasi", dan "di belakang memberikan dukungan". Semboyan tersebut ternyata sangat relevan dengan kompetensi pengambilan keputusan, dimana setiap keputusan diambil dengan mempertimbangkan banyak hal, dan juga dengan bersinergi dengan rekan sejawat lainnya yang masing-masing memiliki kemampuan serta pengalaman dalam memberikan masukan dan pendapat.
Nilai-nilai guru penggerak yang sudah dipelajari sebelumnya juga dapat menguatkan kompetensi Pengambilan Keputusan yang bertanggung jawab, sebab dalam mengambil keputusan kita harus mampu berkolaborasi dengan rekan sejawat, berusaha untuk mendapatkan opsi trilema (inovatif), dan mengusahakan keputusan yang berpihak pada murid, kemudian secara mandiri mempertanggung jawabkannya serta merefleksikan keputusan tersebut, setelah dilaksanakan.
Kompetensi Caoching yang sudah dipelajari pun dapat digunakan dalam merefleksikan hasil keputusan yang sudah dibuat, Guru Penggerak bisa memfasilitasi Pemimpin Pendidikan dalam sesi coaching untuk mencari tau sejauh mana harapan, dan seperti apa rencana, pelaksanaan dan tindak lanjut dari pengambilan keputusan itu sendiri, selain sebagai bahan refleksi, juga sebagai pembelajaran bagi kita semua.
Kompetensi Sosial Emosional pun harus dapat dimiliki oleh Guru Penggerak sebab dalam pengambilan keputusan harus dalam keadaan tenang, fokus dan mindfulness serta diharapkan mampu memiliki kepekaan dan kemampuan merasakan apa yang dirasakan orang lain.
Saat membahas studi kasus yang disajikan LMS dan juga kasus yang dialami rekan sesama CGP berkaitan dengan pengambilan keputusan , membuat saya sadar bahwa dalam mengambil keputusan perlu kerja sama, jam terbang atau pengalaman yang tinggi dan yang terpenting adalah Guru diharapkan memiliki nilai-nilai kebajikan dalam dirinya yang dia yakini yang dapat dijadikan acuan dan pedoman, agar dapat memutuskan dan memilih dari sebaik-baik keputusan. Lalu bagaimana keputusan dianggap tepat? keputusan yang tepat dilihat dari kebermanfaatannya yang lebih banyak, dan dilihat dari kepuasan dan keadilan bagi berbagai pihak.
Tantangan-tantangan yang pernah saya hadapi dalam mengambil keputusan biasanya terkait dengan Dilema Etika dimana harus memilih antara dua hal yang sama benar dan sama pentingnya, dan jikalau bisa menghadirkan opsi trilema, apalagi jika berkaitan langsung dengan masa depan / nasib pihak yang terkait, pasti sangat dilema. Yang sering saya alami adalah paradigma keadilan vs kasih sayang dan kebenaran lawan kesetian, rasanya pasti sulit sekali memutuskan perlu waktu , kolaborasi dan pengujian yang matang.
Terkait pengambilan keputusan untuk peran kita sebagai pemimpin pembelajaran di dalam kelas biasanya berkaitan dengan manajemen kelas dan kegiatan belajar mengajar, dalam menentukan bagaimana cara manajemen kelas dan pelaksanakan KBM yang dapat memerdekan murid tentu perlu waktu untuk mengkaji kebutuhan apa yang diperlukan murid kita yang beragam, strategi apa yang tepat digunakan misalnya strategi Pembelajaran Berdiferensiasi maka diferensiasi apa yang disiapkan, berapa lama waktu yang diperlukan, apa saja yang diperlukan untuk menunjang kegiatan dll harus benar dipersiapkan. Sebab keputusan kita sebagai pemimpin pembelajaran pada hari ini dapat berkaitan dengan masa depan murid kita nanti. Karaktekristik dan cara kita dalam bekerja dapat menjadi tauladan bagi mereka, Pandangan kita dan pesan moral yang kita sampaikan bisa mereka jadikan pedoman.
Kesimpulan akhir yang dapat saya tarik adalah ada keterkaitan atau koneksi yang siginifikasn antar modul yang sudah saya pelajari sampai modul 3.1 ini, dimana semua modul saling bersinergi untuk mewujudkan agen pembaharuan yang mau tergerak untuk berubah, bergerak, dan menggerakan orang lain.
Modul ini adalah pembelajaran baru dan pengalaman baru bagi saya, pelan-pelan saja, sedikit demi sedikit saya dapat memahaminya, menurut saya mengambil keputusan terutama berkaitan dengan Dilema Etika itu sangatlah tidak mudah, perlu banyak pengalaman, banyak bertanya dan berkolaborasi, perlu langkah-langkah pengujian sebelum memutuskan.
Sebelum mempelajari modul ini saya juga pernah dihadapkan dengan dilema etika, dan memang sulit untuk memutuskan , namun setelah mempelajari modul saya baru tahu ternyata ada kok langkah-langkah yang dapat dilakukan dalam pengambilan dan pengujian keputusan yang kita buat tersebut. Jadi modul ini memberikan saya dampak positif dalam keterampilan pengambilan keputusan, perubahan konsep berfikir saya bahwa dalam mengambil keputusan itu perlu waktu, jangan tergesa-gesa, perlu menelaah dampak, uji benar dan salah dan juga berkolaborasi dengan berbagai pihak. Menurut saya modul ini sangat penting untuk dipelajari sebab sangat bermanfaat digunakan dalam berbagai situasi yang mengharuskan kita dalam pengambilan keputusan.
"Ingatlah bahwa tidak semua orang akan berpihak pada keputusan kita, setiap manusia punya sudut pandang, akan tetapi berusahalah memilih jalan yang paling minimal mudharat dan maksimal manfaat"
Qoutes by : Nurul Khatimah,S.Pd