Perkenalkan nama saya
Nurul Khatimah guru SD Negeri Pualam Sari 2 Kecamatan Binuang Kabupaten Tapin
Provinsi Kalimantan Selatan. Saya asli Kabupaten Banjar akan tetapi merantau ke
Kabupaten Tapin karena kebetulan tahun 2015 pengangkatan CPNS Guru SD terdekat
dari tempat tinggal orang tua saya hanya di kota ini. Jadi tahun ini genap lima
tahun saya merantau di kota kedua yang sangat saya cintai.
Dimana kaki dipijak
disitu langit dijunjung. Sepertinya pepatah lama itu tak pernah bisa kita
tinggalkan. Meski tak ada saudara ataupun kenalan saya membangun citra diri
saya sendiri, benar-benar dari nol. Saya ingin bercerita sedikit, dulu sebelum
digitalisasi ikut pelatihan pun jarang, karena siapa yang mengenal saya di
kalangan dinas ? Pada akhirnya saya berkesempatan mengikuti pelatihan pertama
saya pada tahun 2015 akhir di BTIKP Prov. Kalimantan Selatan tentang pelatihan
TIK Dasar ,itu pun berkat teman saya yang ditunjuk berhalangan hadir dan memberi kesempatan emas itu pada saya.
Luar biasa rasanya
pelatihan itu menjadi daya pikat pertama saya terhadap media pembelajaran
berbasis TIK, waktu itu bersama pak Arie Mursandi kami diajarkan membuat media
dari aplikasi Video Scribe beliau juga mendemonstrasikan tentang game AR . Disana saya merasa sangat receh diantara teman-teman yang lain,
namun berkat pelatihan itu jiwa ingin tahu saya terpanggil.
Tahun berikutnya BTIKP mengadakan lomba
pembuatan media pembelajaran, kesempatan itu tidak saya sia-siakan, meski
pemula meski harus banyak bertanya, saya coba membuat yang sederhana saja dan
mengirimkannya. Meski hanya sebagai kontestan biasa dan tidak masuk nominasi,
senang sekali rasanya karena saya juga mendapatkan undangan workshop dan bisa
bertemu dengan guru-guru luar biasa di bidang TIK.
Empat tahun berlalu,
lomba media pembelajaran jenjang SD di BTIKP ditiadakan (dan Alhamdulillah
tahun ini dibuka kembali), dan selama empat tahun saya juga disibukan dengan
tupoksi saya sebagai guru dan juga menjadi seorang ibu.
Tahun 2020 ini di
tengah pandemi angin segar bagi saya bahwa diadakan pelatihan PembaTIK yang
akan melatih guru-guru untuk membuat konten media pembelajaran berbasis TIK.
Dengan sangat antusias saya ikut, meski kenyataan pahitnya kegiatan ini harus
dilaksanakan secara daring (padahal sangat berharap ketemu langsung sama bapak
ibu hebat). Namun semangat itu tidak surut, saya mengikuti kegiatan ini level
demi level meski menurut saya tugas demi tugas tersebut cukup sulit karena saya
yang tidak pandai secara teknis, namun saya
masih coba berusaha berjuang .
Pada akhirnya, sangat
tidak menyangka berada di level 4 (berbagi) ini, yang katanya bisa berada di level ini
mereka yang sudah ahli dan profesional. Ah, menurut saya tidak seperti itu,
saya salah satu contoh bentuk yang masih tipis ilmunya.
Alhamdulillah atas
segala kesempatan yang Allah beri, di level ini saya bertemu banyak guru-guru
hebat. Ada yang ahli dibidang TIK, ada yang ahli dalam inovasi model
pembelajaran, ada pula yang ahli dalam public speaking, sebenarnya dari pada
berkompetisi kami malah seperti satu tim yang saling melengkapi.
Bicara tentang motivasi
untuk menjadi Duta Rumah Belajar,sebenarnya Duta Rumah Belajar bukan goal utama
saya. Saya bukan tipe orang yang mengukur keberhasilan dari hasil, tapi dari
proses, menurut saya hadiah terbesar saya itu dapat menambah ilmu, mengasah
skill, dan melakukan hal yang saya sukai. Mungkin seandainya DRB adalah tujuan
saya, maka saya sudah mundur dari kemarin, karena saya tau ada banyak guru
hebat di pembaTIK ini, beberapa mereka sudah lama menggeluti dunia TIK, adapula
yang mahir membuat vlog dengan ribuan subscriber.
Lalu apa tujuan saya ?
saya berfikir bahwa sedikit ilmu yang saya dapat ini bisa saya bagikan kembali
kepada teman-teman guru lainnya agar mereka juga memiliki kemampuan TIK dan
tertarik untuk mengembangkannya. Namun, tak selalu buah itu manis, tak selalu
gayung bersambut. Ada beberapa yang meremehkan seolah menganggap itu bukan hal
penting dalam tupoksi Guru, adapula yang pesimis merasa tidak akan mampu, ada
pula yang tidak tertarik karena ilmu seperti ini dianggap tidak menghasilkan
produk yang komersil.
Kata pak Deni Demian
(DRB 2018) orang gak akan mau gak akan
ngerti gak akan percaya tanpa membuktikan dan melihat sendiri. Siapalah saya saat
ini, namun jika menjadi DRB kelak membuat saya mendapatkan lampu hijau, membuat
saya lebih didengar, membuat saya lebih dijadikan contoh untuk meningkatkan
kemampuan TIK Guru-guru lain di Kabupaten saya, maka saya ingin menjadi Duta
Rumah Belajar Provinsi Kalimantan Selatan 2020 ini.
Kelak siapa pun yang
terpilih dialah yang paling pantas, dan semoga persaudaraan ini, kerjasama ini
selalu ada meski 2020 telah terlewati. Aamiiin